Selasa, 19 April 2022

Integrasi Islam & Sains: Menyelami Doktrin Al-Qur'an & Meneladani Tradisi Keilmuan Barat

 Islam harus menjadi agama yang unggul karena Islam itu haus akan ilmu dan pengetahan. Islam jaman sekarang dan jaman dahulu beda jauh, terutama pada penghargaan dan hasil jadi dalam bentuk fisik maupun maya. Juga sosiasi Muslim hari ini sudah ada beberapa ilmuan dari repute internasional yang sudah tergenerasi, terhitung sebagai satu dari lima populasi di bumi. Kajian keilmuwan jaman sekarang serta jaman dahulu juga terbilang berubah saja hampir tidak, bahakn malah berdevolusi bahasa kasanya.

Kunci riset dan inovasi: 

1. Kejujuran

2. Keberanian

3. Rasa ingin tahu

4. Belajar terus

5. Teologi


Untuk dunia keilmuan, tidak boleh yang namanya bohong maupun teori palsu, karena kalau orang-orang di ajari ilmu untuk berbohong, maka akan selamanya orang itu akan berbohong pada hidupnya sampai maut mendatang.

Etika Dalam Islamisasi

IDE-IDE TENTANG ISLAMISASI ILMU 

 Islamisasi ilmu telah menjadi tema dan term populer di kalangan intelektual Muslim, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Di Amerika, istilah ini telah menjadi simbol dari sebuah keinginan besar untuk memberi warna Islam pada berbagai disiplin  ilmu. 

 

 Tokoh-tokoh islamisasi ilmu memberikan pengertian sendiri tentang istilah ini, sesuai latar belakang dan keahlian masing-masing. Menurut Sayed Husein Nasr,  islamisasi ilmu termasuk islamisasi budaya adalah upaya menerjemahkan pengetahuan modern ke dalam bahasa yang bisa dipahami masyarakat.Muslim di mana mereka tinggal. Artinya, islamisasi ilmu lebih merupakan usaha untuk mempertemukan cara pikir dan bertindak (epistemologis dan aksiologis) masyarakat Muslim dalam kaitannya dengan perkembangan dunia. 

 

 Upaya untuk melakukan islamisasi ilmu, menurut beberapa sumber, kali pertama diangkat Sayyid Husein Nasr dalam beberapa karyanya sekitar tahun 1960-an. Saat itu, Nasr berbicara dan membandingkan antara metodologi ilmu-ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu umum, terutama ilmu alam, matematika, dan metafisika.

 

 Lahirnya gagasan islamisasi ilmu, rupanya didorong oleh keinginan sebagian besar ilmuan muslim untuk melepaskan diri dari ketergantungan dan hegemoni Barat atas masyarakat Islam, disamping semangat untuk mengembalikan kejayaan Islam dimasa mendatang. 

Namun demikian, gagasan ideal tersebut ternyata tidak secara otomatis didukung oleh semua pihak. Ada juga pihak-pihak yang tidak setuju dengan ide Islamisasi di atas. Menurut penulis sendiri, tanpa bermaksud apologis, islamisasi ilmu adalah sesuatu yang penting, sebab kondisi pemikiran Islam sendiri telah terbentuk dalam dikotomi ilmu agama-umum, sementara ilmu- ilmu umum sendiri–dengan prinsip dan nilai-nilainya yang positivistik—tidak lagi memerhatikan nilai-nilai agama.